Pemerintah memperkirakan Ekonomi Indonesia akan meleset dari target pertumbuhan PDB 2021

Seorang pejabat Kementerian Keuangan mengumumkan bahwa pemerintah berencana untuk menerbitkan sukuk (obligasi berbasis Syariah Islam) senilai 27,58 triliun rupiah (US $ 1,96 miliar) tahun ini untuk mendanai proyek infrastruktur yang mahal di negara itu dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Risiko Keuangan Kementerian Keuangan Luke Alverman mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk mendanai 870 proyek pembangunan yang dijalankan oleh 11 kementerian, antara lain Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Pekerjaan Umum. Perumahan. Rapat Kabinet pada Rabu.

“Jumlah terbesar akan dialokasikan untuk sektor transportasi, karena DOT dan PUPR bertugas memperkuat konektivitas dan logistik pada 2021,” kata Loki. Ia menambahkan, dana tersebut akan diarahkan untuk proyek infrastruktur seperti taman nasional, jembatan, laboratorium, sekolah, dan bandara.

Rencana penerbitan sukuk pemerintah adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengumpulkan sekitar 1 kuadriliun rupiah untuk membantu menghidupkan kembali ekonomi yang terkena virus corona dan membiayai defisit fiskal, yang diperkirakan mencapai 5,7 persen dari PDB tahun ini. Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa defisit fiskal untuk tahun 2020 adalah 6,09 persen, lebih dari dua kali lipat pagu defisit awal sebesar 3 persen, karena pandemi meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menguras pendapatan pajak.

Loki mengatakan pemerintah juga menghabiskan 91 persen dari 23,29 triliun rupiah yang dikumpulkan dalam sukuk untuk mendanai belanja infrastruktur pada 2020, ketika ekonomi memasuki resesi untuk pertama kalinya dalam dua dekade. 414 triliun rupiah dialokasikan dalam APBN 2021 untuk proyek konstruksi dan infrastruktur.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Papinas) memperkirakan negara akan membutuhkan investasi infrastruktur pada 2020-2024 sekitar US$429,7 miliar atau setara dengan 6,1 persen dari PDB.

Namun, pejabat program sebelumnya menyarankan agar pemerintah hanya dapat mendanai 30 persen proyek dengan menggunakan anggaran negara.

TRENDING:  Begini Cara Mengecek Saldo BPJS Ketenagakerjaan Online Terbaru

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa tata kelola dan akuntabilitas sangat penting untuk memastikan penggunaan dana sukuk secara tepat, serta untuk menghindari korupsi.

“Anggaran pemerintah kita berada di bawah tekanan luar biasa selama pandemi ini, sehingga kita membutuhkan pembiayaan kreatif seperti sukuk,” kata Sri Mulyani pada pertemuan yang sama.

“Indonesia akan menjadi pemain yang lebih berpengaruh dalam keuangan syariah global seiring dengan pertumbuhan volume (perdagangan),” katanya, seraya menambahkan bahwa penerbitan sukuk juga akan memperluas produk pembiayaan syariah negara tersebut.

Sukuk akan menarik bagi investor asing, karena Indonesia telah menawarkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, analis pendapatan tetap Ramadhan Aryo Maroto dari Anugira Securitas Indonesia.

“Tetapi peningkatan kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir menjadi perhatian di kalangan investor dan dapat membatasi permintaan obligasi syariah,” katanya. “Oleh karena itu, vaksinasi [kampanye] sangat penting untuk mendukung pasar keuangan negara.”

Negara ini mencatat lebih dari 12.400 kasus baru COVID-19 pada hari Rabu, meningkatkan penghitungan nasional menjadi hampir 940.000.

Pemerintah telah mengamankan 426,7 juta dosis vaksin COVID-19 dalam upaya untuk mengakhiri pandemi dan menggerakkan ekonomi. Mayoritas pasokan vaksin terdiri dari CoronaVac oleh perusahaan biofarmasi China Sinovac Biotech, dan sisanya dari produsen vaksin AS Novavax.

Indonesia menargetkan memvaksinasi sekitar 181,5 juta warganya untuk mencapai kekebalan kelompok. Program vaksinasi nasional, yang mencakup 8.785 fasilitas medis terdaftar, dimulai pada 13 Januari dengan Presiden Joko Widodo menjadi yang pertama menerima dosis.